MAKALAH
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
I NYOMAN SUDIANA
B 501 10 016
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNVERSITAS TADULAKO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Motivasi didefinisikan sebagai
serangkaian proses yang menggerakan, mengarahkan dan mempertahankan prilaku
individu untuk mencapai beberapa tujuan (greenberg dan baron, 2003). Motivasi
merupakan suatu dorongan yang di atur oleh tujuan dan jarang muncul dalam
kekosongan. Istilah kebutuhan, keinginan, hasrat atau dorongan sama dengan
motiv, yang berasal dari kata motivasi. Memahami motivasi adalah penting,
karena reaksi terhadap konpensasi dan masalah-masalah sumber daya manusia
lainya berkaitan dengan motivasi (mathis dan jakson, 2006).
Pengertian motivasi menurut para ahli
1.
Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987)
mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula
diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
2.
Mitchell (dalam Winardi, 2002)
mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
3.
Gray (dalam Winardi, 2002) mengemukakan
bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme
dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
4.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan
bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek
dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku
( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (
motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends
of such behavior ).
5.
McDonald (dalam Soemanto, 1987)
mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi
merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan
setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda
karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun
psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto
dkk, 2003).
6.
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan
motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan,
kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi
tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
PERMASAHALAN
A.
TEORI-TOERI MOTIVASI DALAM ORGANISASI
B.
TUJUAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI
C.
RISET MOTIVASI
D.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADANYA MOTIVASI
TUJUAN MAKALAH
a.
Untuk mengetahaui apa saja teori-teori
motivasi
b.
Mengetahui tujuan dari motivasi organisasi
c.
Mengetahui riset dalam motivsi
d.
Mengetahui Faktor yang mempengaruhi adanya
motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TOERI-TEORI
MOTIVASI
Teori motivasi terdiri dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan isi/content approaches dan pendekatan
proses/process approaches. Pendekatan content meliputi teori hirarki kebutuhan abraham Maslow, teori
ERG, teori dua faktor dan teori kebutuhan McClelland, sedangkan pendekatan
proses terdiri dari teori pengharapan, teori keadilan, dan teori penetapan
tujuan.
1.
Teori
Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori ini terdiri dari lima jenjang
kebutuhan dasar manusia, yaitu
a. Kebutuhan
Psikologis/physiological needs meliputi rasa lapar, haus, seksual, berlindung,
dan kebutuhan fisik lainya.
b. Kebutuhan
rasa aman/safety needs meliputi rasa
dilindungi dari bahasa fisik emosional.
c. Kebutuhan
sosial/social needs meliputi rasa kasih sayang kepemilikan, penerimaan dan
persahabatan.
d. Kebutuhan
penghargaan/esteem needs mencakup faktor penghargaan internal seperti rasa
hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta faktor penghargaan eksternal
seperti status, pengakuan dan perhatian.
e. Kebutuhan
aktualisasi diri/self actualization needs yaitu dorongan untuk menjadi seseorang
sesuai kecakapanya, meliputi pertumbuhan, pancapaian potensi dan pemenuhan diri
sendiri.
Teori ini di publikasikan sekitar
tahun 1943, menurut maslow kelima kebutuhan tersebut tersusun dalam suatu
tangga hierarki. Secara umum kebutuhan manusia muncul seperti anak tangga yang
dapat di perkirakan. Ketika kebutuhan fisiologis seseorang secara relatif sedah
terpuaskan, maka akan muncul kebutuhan rasa aman, dan demikian seterusnya menurut hierarki kebutuhan, suatu langkah
pada suatu waktu, sekali suatu kebutuhan terpuaskan, maka akan mengaktifkan
kebutuhan berikutnya pada hierarki yang lebih tinggi, proses ini terus
berlanjut sampai pada kebutuhan aktualisasi diri.
2.
Teori
ERG
Teori A. Maslow tidak didukung
dengan bukti-bukti empiris hingga Clayton Alderfer di olah kembali menjadi
teori ERG (Existence, Relatedness dan Growth). Menurut aldenfer ada tiga
kebutuhan pokok yaitu kebutuhan Exitence (sama dengan fisiologis dan rasa aman
dari maslow), kebutuhan relatedness (sama dengan kebutuhan sosial dan status
dari maslow) dan kebutuhan Growth (sama dengan kebutuhan penghargaan dan
aktualisasi dari maslow). Teori ERG tidak menganggap kebutuhan sebagai sebuah
hierarki yang kaku, dimana seseorang harus memenuhi kebutuhan pada tingkat
rendah dahulu sebelum naik ketingkat selanjutnya.
3.
Teori
Dua Faktor
Teori Dua Faktor dari Frederick
Herzberg didasarkan pada hasil wawancara dengan 203 insinyur dan akuntan.
Wawancara ini berusaha untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan
dan ketidakpuasan. Dari hasil wawancara di temukan ada faktor-faktor yang terpisah dan berbeda yang berhubungan
dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja.
Faktor-faktor kepuasan kerja
berkaitan dengan prestasi, pengakuan, karakteristik pekerjaan, tanggung jawab,
dan kemajuan. Faktor-faktor ini berhubungan dengan output yang berkaitan dengan
tugas yang sedang di kerjakan. Faktor-faktor ini disebut sebagai motivator
karena berhu bungan dengan usaha yang kuat dan prestasi yang baik. Sementara
itu daktor-faktor ketidakpuasan berkaitan dengan konteks pekerjaan dan
lingkungan, meliputi kebijakan dan
administrasi perusahaan, pengawasan teknis, gaji, hubungan antar pribadi dengan
pengawas dan kondisi kerja. Faktor-faktor ini disebut sebagai faktor hygiene.
Menurut Herzberg, seseorang individu tidak akan mengalami ketidakpuasan kerja
saat dia tidak memiliki faktor hygiene.
Menurut teori ini kepuasan bukan
lawan dari ketidakpuasan. Lawan dari kepuasan adalah tanpa kepuasan, sedangkan
lawan dari ketidakpuasan adalah tanpa tidakepuasan.
4.
Teori
Kebutuhan McClelland
Teori ini dikembangkan oleh David
McClelland dab kawan-kawanya, yang menyatakan bahwa tiga kebutuhan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan motivasi individu. Ketiga kebutuhan tersebut adalah
(Robbins dan Judge,2007) :
a. Kebutuhan
pencapaian/need of achievemennt, yaitu dorongan untuk berhasil. Karakteristik
individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi tinggi yangitu lebih menyukai
pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab pribadi, umpan balik dan
resiko tingkat moderat.
b. Kebutuhan
akan kekuasaan/need for power, yaitu kebutuhan untuk memiliki pengaruh, menjadi
berpengaruh dan mengendalikan individu lain.
c. Kebutuhan
afiliasi/ need for affiliation, yaitu keinginan untuk menjalin hubungan antar
personal yang akrab dan ramah.
5.
Teory
harapan
teori Harapan teori
harapan/expectancy theory dikembangkan oleh Viktor Vroom, yang menjelaskan
bahwa kekuatan dari kecendrungan untuk bertidak dalam cara tertentu tergantung
pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan di ikuti dengan
hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
Secara ringkas teori harapan menjelaskan bahwa karyawan akan termovasi untuk mengeluarkan tingkat usaha yang tinggi ketika
mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan prestasi yang baik. Yang
pada giliranya akan menghasilkan penghargaan-penghargaan dan penghargaan
tersebut akan memuaskan tujuan-tujuan pribadi mereka. Teori harapan fokus pada
tiga hubungan sebagai berikut :
a. Hubungan
usaha-kinerja, kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang mengeluarkan usaha
akan menghasilkan kinerja.
b. Hubungan
kinerja-penghargaan, tingkat sejauh mana individu memiliki keyakinan bahwa
kinerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang di harapkan.
c. Hubungan
penghargaa-tujuan-tujuan pribadi, tingkat sejauh mana penghargaan-penghargaan
organisasi memuaskan tujuan-tujuan atai kebutuhan pribadi dan daya tarik dari
penghargaan-penghargaan potensial bagi individu tersebut.
Kunci utama untuk memahami teori
harapan adalah mengenai tujuan-tujuan individu dan hubungan antara usaha dan
kinerja individu, antara individu dengan penghargaan organisasional, dan antara
penghargaan organisasional dnegan pemenuhan tujuan individu. Teori harapan
sebagai sebuah model kemungkinan sekaligus menjelaskan bahwa tidak ada prinsif
yang bersifat unversal untuk menjelaskan motivasi individu. (Robbins dan
Judge,2007)
6.
Teori
Keadilan
Menurut J. Stacy Adams ada dua
komponen penting dalam transaksi antara karyawan dengan pengusaha, yaitu
masukan/input dan hasil/outcome. Berikut ini berbagai macam masukan dan hasil
pertimbangan oleh karyawan ketika mebuat suatu perbandingan.
Masukan/input
|
Hasil/outcome
|
a.
Pendidikan/pelatihan
b.
Keterampilan
c.
Pengalaman
d.
Kreativitas
e.
Waktu
f.
Senioritas
g.
Kesetiaan pada organisasi
h.
Usia
i.
Kepribadian
j.
Usaha yang di keluarkan
k.
Pribadi yang menonjol
|
a.
Upah/bonus
b.
Tunjangan
c.
Keamanan kerja
d.
Tugas-tugas yang menantang
e.
Promosi
f.
Simbol status
g.
Lingkungan kerja yang aman
h.
Kesempatan berkembang
i.
Pengawasan yang mendukung
j.
Pengakuan/penghargaan
k.
Partisipasi dalam keputusan
|
Sumber
: kreitner dan kinicki (2005)
Teori keadilan/equity theory
menjelaskan bahwa karyawan akan membandingkan antara masukan-masukan/input dan
hasil/outcome pekerjaan mereka dengan masukan-masukan hasil pekerjaan orang
lain, kemudian merespon untuk menghilangkan ketidakadilan. Ada empat
perbandingan rujuan yang dapat di gunakan oleh karyawan :
a. Diri-di
dalam, pengalaman-pengalaman individu karyawan dalam posisi yang berbeda di
dalam organisasi karyawan tersebut saat ini.
b. Diri-di
luar, pengalaman-pengalaman individu karyawan dalam posisi atau situasi di luar
organisasi karyawan tersebut saat ini.
c. Individu
lain-di luar, individu atau kelompok individu lain di luar organisasi karyawan
tersebut.
Seorang karyawan mungkin akan
membandingkan diri mereka sendiri dengan teman-teman, tetangga, rekan kerja dan
kolega di perusahaan lain, atau membandingkan pekerjaan mereka saat ini dengan
pekerjaan mereka sebelumnya. Karyawan yang memiliki masa jabatan lama,
cenderung membuat perbandingan denga rekan-rekan kerja mereka.
Setelah itu karyawan pada level
lebih tinggi yang biasanya seorang profesional, dengan tingiat pendidikan yang
lebih tinggi, cenderung membuat perbandingan dengan individu lain diluar
(Robbin dan Judge, 2007). Berdasarkan teori keadilan, ketika karyawan merasakan
ketidak adilan mereka akan berusaha untukmengurangi ketidakadilan tersebut
dengan berbagai cara. Cara-cara untuk mengurangi ketidakadilan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Cara/metode
|
contoh
|
1.
Maningkatkan masukan
|
• Bekerja
lebih keras lagi
• Mengikuti
sekolah, kuliah atau pelatihan khusus
|
2.
Menurunkan masukan
|
• Tidak
bekerja terlalu keras
• Menggunakan
waktu istirahat lebih lama
|
3.
Menurunkan hasil
|
• Minta
kenaikan upah
• Minta
jabatan atau pekerjaan baru
|
4.
Menurunkan hasil
|
• Minta
upah yang lebih rendah
|
5.
Meningkatkan pekerjaan
|
• Berhenti
bekerja
• Tidak
masuk kerja
|
6.
Secara psikologis mengubah
masukan atau hasil
|
• Meyakinkan
diri bahwa masukanya tidak begitu penting
• Meyakinkan
diri bawha pekerjaanya membosankan dan monoton
|
7.
Secara psikologis mengubah
masukan atau output dengan dari perbandingan pihak lain
|
• Menyimpulkan
diri bahwa individu lain bekerja lebih keras
• Menyimpulkan
diri bahwa individu lain memiliki jabatan lebih penting
|
8.
Mengubah perbandingan dengan
pihal lain
|
• Membandingkan
diri dengan pekerjaan sebelumnya
• Memilih
individu baru untuk perbandingan
|
Keadilan organisaional terdiri dari
tiga komponen, yaitu keadilan distributuf, keadilan prosedural dan keadilan
interaksional. Keadilan distributif adalah keadilan mengenai jumlah dan
pemberian penghargaan di antara individu-individu, keadilan prosedural adalah
keadilan yang dirasakan dari proses yang di gunakan untuk menentukan distribusi
penghargaan, sedangkan keadilan interksional adalah persepsi individu mengenai tingkat sejauh
mana dia di perlakukan dengan martabat, perhatian dan rasa hormat. (Robbin dan
Judge, 2007).
7.
Teori
penentuan tujuan
Menurut teori penentuan tujuan/goal
setting theory bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik,
akan menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi. Artinya bahwa tujuan
spesifik akan meningkatkan kinerja, tujuan yang sulit, ketika di terima, akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari pada tujuan yang mudah, dan umpan
balik akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari pada tanpa umpan balik.
Locke dan rekan-rekanya kemudian
merumuskan suatu model penentuan tujuan. Penentuan tujuan memiliki empat
mekanisme yang berkaitan dengan motivasi, yatitu (kreitner dan Kinicki,2005):
a. Tujuan
mengarahkan perhatian. Secara pribadi tujuan berarti memfokuskan perhatian pada
sesuatu yang relefan dan penting.
b. Tujuan
mengatur usaha. Tujuan tidak hanya membauat persepsi individu menjadi lebih
selektif, tetapi juga memotivasi untuk bertindak.
c. Tujuan
meningkatkan ketekunan. Ketekunan berkaitan dengan usaha yang di lakukan untuk
suatu tugas dalam jangka yang lebih panjang.
d. Tujuan
mendorong strategi dan tindakan. Tujuan membantu individu untuk mengembangkan
strategi dan rencana tindakan yang akan di lakukan untuk mencapai tujuan.
B. TUJUAN MOTIVASI
Unsur
ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk memotivasi
tingkah laku dan juga menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah laku.
Pada dasarnya tingkah laku manusia itu bersifat majemuk. Selain tujuan pokok (primary
goal), ada pula tujuan lain atau tujuan sekunder (secondary goal).
Sebagaimana
halnya dalam proses belajar instrumental, tujuan sekunder juga diperoleh
melalui suatu proses belajar. Akan tetapi berbeda dengan proses belajar
instrumental, seseorang seakan – akan secara sengaja mempelajari suatu cara
untuk memperoleh sesuatu, dalam terjadinya tujuan sekunder, tidak ada persoalan
sengaja atau tidak sengaja.
Tujuan
ini juga bisa berupa objek yang konkret atau berupa objek yang abstrak. Dan
bila tujuan-tujuan ini bisa diperoleh, kebutuhan-kebutuhan terpenuhi.
Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini juga barangkali hanya untuk sementara, sebab
pada saat lain, kebutuhan-kebutuhan itu mungkin bisa timbul lagi.
C. RISET MOTIVASI
Riset
motivasi adalah mengetahui mengapa tingkah laku manusia (masyarakat) selalu
bereaksi pada hal-hal tertentu yang di
hadapinya.
Yang perlu di ketahui adalah :
- Human behavior (manusia)
- Attitude (tentang sikap)
- Sensational (sensansi)
- Image (citra)
- Motivation (motivasi)
Motivasi terbagi menjadi dua jenis
yaitu motivasi personal (personal motivation) dan motivasi kelompok (group
motivation).
Motivasi
personal berkaitan dengan :
a. Self
preservation (pemeliharaan dan mempertahankan
diri)
b. Hunger
(rasa lapar)
c. Security
( keamanan)
d. Seks
( kebutuhan seks)
e. Emosional
needs ( kebutuhan emosional)
f. Personal
significance (kepentingan personal).
Motivasi
kelompok berkaitan dengan :
a. Human
behavior (anggota masyarakat)
b. Organizational
membership ( keanggotaan organisasi)
c. Work
roles (peraturan tata pekerjaan)
d. Reference
group (reference kelompok)
e. Cultural
norm (norma-norma budaya)
f. Primery
group norm (norma-norma kelompok yang di anut)
D.
FAKTOR ADANYA MOTIVSI DALAM
ORGANISASI
ada
beberapa faktor adanya motivasi, yaitu:
a.
Adanya
Tujuan
Dengan
adanya tujuan (Visi dan Misi) yang akan di capai oleh seseorang tentu hal
tersebut akan secara alamiah memotivasi individu maupun kelompok yang ada dalam
organisasi untuk bersama-sama mencari cara agar apa yang menjadi tujuan
tersebut dapat dicapai demi kemajuan organisasi.
b.
Adanya
Tantangan (challenge)
Tantangan juga merupakan salah satu faktor yang sangat
besar dalam melahirkan motivasi. Hal tersebut disebabkan karena setiap kegiatan
organisasi yang akan dilaksanakan terdapat hal-hal yang harus di selesaikan
seperti: pencarian dana, ide-ide yang kreatif kegiatan dan lain-lain.
c.
Adanya
Tanggung Jawab
Dalam
organisasi baik anggota maupun pengurus tentu memiliki tanggung jawab. Anggota
organisasi memiliki tanggung jawab bagaimana cara memberikan masukan-masukan
agar organisasi bisa berkembang kearah yang lebih baik. Begitu pula pengurus
organisasi, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari pada anggota.
Pengurus organisasi harus mencari cara begaimana agar apa yang telah menjadi
program kerja dapat dilaksanan. Dengan adanya tanggung jawab yang di berikan
kepada semua orang yang ada dalam organisasi tentu hal tersebut akan semakin
memotivasi mereka agar dapat menjalankan tugas yang telah diberikan.
d.
Adanya
Keharmonisan
Agar keharmonisan dalam organisasi
selalu terjaga maka seseorang harus memotivasi diri agar selalu mencari agar
tidak adanya persaingan yang menyebabkan konflik internal organisasi. Maka dari
itu, dalam organisasi harus ada keterbukaan yang nyata dalam organisasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam motivasi terdapat beberapa
teori, yaitu
1) Teori
Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
2) Teori
ERG
3) Teori
Dua Faktor
4) Teori
Kebutuhan McClelland
5) Teori
Harapan
6) Teori
Keadilan
7) Teori
Penentuan Tujuan
tujuan yang berfungsi
untuk memotivasi tingkah laku dan juga menentukan seberapa aktif individu akan
bertingkah laku. Pada dasarnya tingkah laku manusia itu bersifat majemuk.
Selain tujuan pokok (primary goal), ada pula tujuan lain atau tujuan
sekunder (secondary goal).
Riset
motivasi adalah mengetahui mengapa tingkah laku manusia (masyarakat) selalu
bereaksi pada hal-hal tertentu yang di
hadapinya.
Yang perlu di ketahui adalah :
a.
Human behavior (manusia)
b.
Attitude (tentang sikap)
c.
Sensational (sensansi)
d.
Image (citra)
e.
Motivation (motivasi)
faktor
yang mempengaruhi adanya motivasi dalam organisasi adalah:
a.
Adanya
Tujuan
b.
Adanya
Tantangan (challenge)
c.
Adanya
Tanggung Jawab
d.
Adanya
kepemimpinan (leadership)
e.
Adanya
Keharmonisan
DAFTAR
PUSATAKA
Sunyoto,
Dangan dan Burhanudin. Prilaku Organisasional, Yogyakarta: CAPS
Ruslan, Rosady. 2004, metode penelitian : public
relations & komunikasi. Jakarta: PT. Raja Gradindo Persada.
Gondokusumo, A.A. 1983,Komunikasi
Penugasan. Jakarta: PT. Gunung Agung.